About

Cara Seo Blogger
Ajifahreza

Kenapa Memilih Wanita Berhijab ?

Ketika kita dikenalkan seseorang yang kebetulan dia tidak berhijab bagaimana kita menanggapinya ? jangan langsung menanggapinya negatif salah,
bisa jadi kita bisa merubahnya untuk menjadi lebih baik, jika kita ingin merubahnya setidaknya kita harus punya ilmu. berilmu dulu baru beramal.


Hijab sendiri adalah hukumnya wajib bagi muslimah, karena itu menutup aurat, aurat sendiri bagi muslimah adalah selain wajah dan telapak tangan :
وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا مَا ظَهَرَ مِنْهَا
Dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya” (QS. An Nur: 31). Yang boleh ditampakkan adalah wajah dan kedua telapak tangan, inilah tafsiran dari Ibnu ‘Abbas dan ‘Aisyah.” (Mughnil Muhtaj, 1: 286).

Jika kita melihat seseorang kenapa tidak berhijab, setidaknya harus tahu alasan alasan dari dia.

Mungkin ini hanya sudut pandang pribadi :
Kita bisa lihat dari orang tuanya terlebih dahulu, dia (perempuan) pasti punya orang tua, kenapa orang tua diam punya anak perempuan yang keluar tidak berhijab, apakah orang tuanya yang tidak tahu hukum berhijab (menutup aurat). Mungkin kah orang tua sudah menganggap dia dewasa, dia sudah tau mana yang benar dan mana yang salah, atau bahkan yang lebih parah orang tua sudah membiarkan dia antara berhijab atau tidak berhijab. Jika orang tuanya sudah meninggal bagaimana ?

Dia (perempuan) masih mempunyai paman, budhe atau pak dhe dan lain lain yang dekat denganya, kita juga bisa liat dari keluarga dekatnya jika dia sudah tidak mempunyai orang tua, tetap pertanyaan dari atau kita bisa lihat. Apakah keluarganya tidak ada yang memberikan arahan untuknya agar berhijab atau keluarga dekatnya itu juga sudah menganggap dia sudah dewasa, tapi tetap sebagai keluarga setidaknya masih memberi arahan yang baik menurut agama. 

Jika dari keluarga dekatnya tidak ada perubahan untuk membuatnya berhijab, kita bisa melihat saudara saudara nya, saudara kandung atau saudara sepupu, jika dia mempunyai saudara perempuan kita bisa lihat seperti apa saudaranya apakah sudah berhijab, atau bahkan sama tidak berhijab. Kita melihat disisi saudara laki lakinya, saudara laki lakinya juga punya hak untuk memberinya arahan agar berhijab jika saudara laki lakinya tahu hukumnya hijab bagi perempuan.

Setelah kita melihat dari orang tua, keluarga dekat, saudara saudaranya kita sudah mengenal, kita masih punya alasan untuk dia kenapa masih tidak berhijab. Dia (perempuan) setidaknya mempunyai teman teman sebaya yang berhijab ataupun yang tidak. Kita bisa melihat teman sebayanya yang berhijab. Apakah teman sebayanya itu sudah pernah untuk menyuruhnya berhijab atau tidak kita perlu tahu sedikit. Tapi saya pribadi melihat sekeliling sendiri menjadikan hijab adalah tren atau style perempuan yang sudah banyak model model gaya, jika masih dalam syariat islam mungkin masih bagus, jika tren nya sudah menyalahi syariat islam itu yang akan ditanyakan. 

Kita sudah melihat lingkungannya seperti apa temannya seperti apa, kita tetap tidak boleh menyalahkan temannya dan tetap berfikiran positif. Hal yang paling penting untuk niat seseorang dalam kebaikan ada didalam diri orang itu sendiri. Jika sekelilingnya kita sudah tahu kita mencoba melihatnya dari dirinya sendri. Kita bisa mananyakan hijab itu bagaimana kepadanya. Kenapa tidak memakainya, dan banyak pertanyaan pertanyaan yang mudah untuk ditanyakan kepadanya. Memang perubahan yang baik itu akan lebih baik dari diri sendiri. Dengan kita mengetahui karakter dia kita bisa menilai seperti apa dia apakah dia menolak hijab atau sudah tahu tapi masing mengabaikannya atau masih belum tahu. Semua penilaian kita dapat jika kita sudah tau jawaban jawabanya. 

“Perbaiki hati dulu baru berhijab”
Sebuah kata kata yang sering kita dengar dikalangan sebaya. Kenapa bisa seperti itu ? mungkin salah satu alasanya hati kita masih kotor kelakuan kita masih gak bener maka dari itu rasa malu untuk berhijab ada, atau bahkan memang tidak mau berhijab karena masih dikelilingi lingkungan yang gak bener. Jika itu dirasa gak bener kenapa gak diri kita sendiri yang sedikit menjauh.

Dari tulisan diatas saya membaca ayat QS. AT-Tahrim (6) :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ

 “Hai orang-orang yang beriman, peliharalahdirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.”

Tafsir Al-Mishbah(Tafsir Quraish Shihab)
Hai orang-orang yang beriman peliharalah diri kamu antara lain dengan meneladani Nabi, dan pelihara juga keluarga kamu, yakni istri, anak-anak dan seluruh yang berada di bawah tanggung jawab kamu, dengan membimbing dan mendidik mereka agar kamu semua terhindar dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia-manusia yang kafir dan juga batu-batu antara lain yang dijadikan berhala-berhala.

APAKAH KITA HARUS MENGENALNYA DAN MERUBAHNYA ?
Kita sudah tahu seperti apa keluarganya, keluarga dekatnya, temannya dan lingkungannya. Apakah kita harus mengenalnya lebih jauh dan berharap kita bisa merubahnya untuk lebih baik. "Apakah Harus Mengenalnya dan Merubahnya?"
Saya tahu satu hadist HR Bukhari no 1 : 

Dari Amirul Mukminin, Abu Hafsh ‘Umar bin Al-Khattab radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa ia mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إنَّمَا الأعمَال بالنِّيَّاتِ وإِنَّما لِكُلِّ امريءٍ ما نَوَى فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إلى اللهِ ورَسُولِهِ فهِجْرَتُهُ إلى اللهِ ورَسُوْلِهِ ومَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لِدُنْيَا يُصِيْبُها أو امرأةٍ يَنْكِحُهَا فهِجْرَتُهُ إلى ما هَاجَرَ إليهِ


Sesungguhnya setiap amalan tergantung pada niatnya. Setiap orang akan mendapatkan apa yang ia niatkan. Siapa yang hijrahnya karena Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya untuk Allah dan Rasul-Nya. Siapa yang hijrahnya karena mencari dunia atau karena wanita yang dinikahinya, maka hijrahnya kepada yang ia tuju.” (HR. Bukhari dan Muslim) [HR. Bukhari, no. 1 dan Muslim, no. 1907]

Selanjutnya di link ini (Apakah Harus Mengenalnya dan Merubahnya)


By Risang Aji Fahreza - Denpasar

Ajifahreza

About Ajifahreza -

Hanya seorang blogger biasa yang miskin terhadap ilmu agama dan akan terus belajar agama

Subscribe to this Blog via Email :